Inang, film horor-thriller garapan IDN Pictures, akan menunjukkan pesonanya di kancah internasional. Film horor karya anak bangsa yang ikut festival film di Korea Selatan yakni Bucheon Internasional Fantastic Film Festival.
Kira-kira mengapa ya, film Inang ini berhasil lolos festival film internasional? Mari kita ulas.
1. Diarahkan oleh sutradara berpengalaman
Inang adalah salah satu film pertama IDN Pictures yang bergenre horor-thriller dan disutradarai yang langsung oleh Fajar Nugros. Seperti yang kita ketahui, Fajar Nugros bukanlah orang baru di dunia sinema Indonesia. Karya-karyanya seperti Cinta Brontosaurus, Bajaj Bajuri The Movie, Refrain, Queen Bee, telah menghiasi layar lebar seantero nusantara sejak 2009. Yang berhasil masuk 100 besar film Indonesia dengan penonton terbanyak sepanjang masa tentu saja adalah Yo Wis Ben.
Awal tahun ini, Fajar Nugros juga mengarahkan film komedi lintas zaman, Srimulat: Hil yang Mustahal. Bagi Anda yang telah menonton film ini tentunya merasakan garapan tangan dingin Fajar Nugros yang luar biasa.
Setelah menggarap film komedi, kini sutradara kenamaan tersebut berhasil membawa film Inang dengan genre yang berbeda daripada sebelumnya, masuk dalam kompetisi yang bergengsi, yaitu Bucheon International Fantastic Film Festival.
Di bawah arahan Fajar Nugros, film Inang terbukti siap bersaing di kancah dunia perfilman.
2. Jalan cerita yang unik
Bucheon International Fantastic Film Festival (BIFAN) bukanlah festival main-main. Dengan motto ‘stay strange’, festival ini selalu berusaha memberikan panggung dan dukungan kepada film-film yang mengangkat tema-tema yang tidak biasa alias anti-mainstream.
Dengan konsep tersebut, tentu saja tidak sembarang film bisa masuk dan terpilih untuk ikut ajang bergengsi ini. Lolosnya film Inang, membuktikan bahwa tema yang diusung memang unik dan pantas untuk terpilih mengikuti festival tersebut.
Inang berkisah tentang Wulan (Naysilla Mirdad), seorang karyawan supermarket yang hamil dan ditinggalkan oleh kekasihnya sehingga dia harus bekerja keras untuk menjaga anak di kandungannya seorang diri. Di tengah keputusasaan, Wulan bertemu dengan sekelompok orang yang bersedia membantu para calon ibu seperti dirinya ini, yakni keluarga Santoso.
Keluarga Santoso adalah keluarga yang bersedia mengadopsi anaknya ketika anaknya lahir nanti dan karena itulah, Wulan pun diajak untuk tinggal bersama dengan keluarga tersebut. Saat itulah, ia mulai menemukan hal-hal aneh pada keluarga tersebut.
Perempuan yang polos ini tidak menyadari, bahwa keluarga Santoso mempunyai niat terselubung pada dirinya serta anak dalam kandungannya.
Film ini mengangkat salah satu adat Jawa yang lumayan terkenal dan sering menjadi tema dalam podcast dan cerita horor, yaitu rebo wekasan, meskipun sebenarnya tradisi rebo wekasan sendiri bertujuan untuk meminta perlindungan kepada Tuhan yang Maha Esa dari segala mara bahaya.
Meskipun bergenre horor-thriller, Inang tidak lepas dari inspirasi tentang perjuangan perempuan dalam melindungi anaknya dari kekuatan jahat serta dahsyatnya kasih sayang orang tua, sehingga film ini sangat pantas untuk dinanti-nanti penikmat film Indonesia di mana pun berada (tentu saja karena film ini telah merambah festival internasional).
Film di mana Naysilla akan beradu akting dengan ibunya sendiri (Lydia Kandou) ini akan bersaing dengan film-film dari Spanyol, Jepang, Australia, Denmark dan berbagai negara lain.
Bukan hanya Inang (The Womb), IDN Pictures juga akan membawa film Horor Keliling (Cursed Circus: Sweet Vengeance’s of A Tale Teller) untuk mengikuti seleksi It Project Selection bersama 12 film lain. Film ini dipilih oleh Network of Asia Fantastic Film (NAFF) Project Market.
Selamat datang di kancah internasional, IDN Pictures!