Pesawat yang kunaiki, landing di Samarinda dengan lancar. Aku menuruni tangga pesawat memandang berkeliling. Bandara Aji Tumenggung Pranoto ini ternyata cukup megah walaupun kecil. Tak lama ada telpon berdering dari petugas travel yang sudah kupesan, menyampaikan bahwa mobil sudah menungguku dan siap berangkat menuju Sangatta. Aku bergegas menuju pintu keluar.
Aku duduk di kursi depan, mobil travel semacam Hiace ini sungguh nyaman, hanya berisi delapan orang termasuk pak sopir. Karena hanya berisi delapan orang tentulah mobilnya luas, kakiku bisa bebas selonjoran. Kata Pak Sopir perlu waktu sekitar tiga sampai empat jam untuk sampai di Sangatta, ya ampun lumayan jauh juga ya..
Sejauh mata memandang sepanjang perjalanan adalah hutan membentang, hijau sejuk dimana-mana, Ditengah perjalanan kami diajak mampir untuk makan di sebuah restoran sambil sekalian sholat. Sial menu cumi yang kupesan tidak ada, akhirnya aku memesan soto saja. Ya ampun yang bener aja, jauh-jauh ke Kalimantan koq tetap soto menunya hehehe ya sekalian pengen tahu rasanya Soto di Kalimantan.
Setelah selesai makan, perjalanan dilanjutkan, lumayan lancar, jalannya sudah bagus walaupun di beberapa tempat masih ada perbaikan jalan. Aku sempet tertidur sebentar, dan terbangun ketika pak sopir izin meminta istirahat sebentar di pertigaan Bontang. Capek juga kali ya harus nyetir empat jam terus menerus.
Sekira menjelang Isya akhirnya sampai juga aku di Sangatta, masyaAllah indah sekali ketika melewati Bukit Pandang, sebelah kanan bukit penuh lampu-lampu berkelip kelip dan sebelah kiri tampak laut di kejauhan. Aku diantar sampai depan rumah adikku. Setelah ngobrol melepas rindu aku pun beristirahat.
Jamku langsung berubah menyesuaikan dengan keadaan di Sangatta yang WITA, ada perbedaan satu jam dibandingkan di pulau Jawa. Pagi itu masih pukul 5 tetapi berasa sudah terang sekali. Aku sarapan Soto Banjar wah nikmat sekali rasanya.
Seharian tak terasa aku sibuk bersilaturahmi dengan saudara-saudara ipar adikku yang baru kali ini kami bertemu. Akhirnya ba’da Maghrib aku baru sempat menghubungi Kak Eko Sulistianto, pemenang Satu Indonesia ASTRA. Tak kusangka di Sangatta yang kota kecil begini ada seseorang yang sungguh keren dan menginspirasi.
JAKUZA
Teleponku disambut baik dengan Kak Eko, Alhamdulillah senang banget rasanya. Beliau menceritakan bagaimana pertama kali mendirikan JAKUZA di Sangatta. Ketika itu tahun 2015 beliau sempat dicemooh karena idenya dianggap aneh. Tetapi niat Kak Eko sebetulnya hanya ingin memberikan lapangan pekerjaan untuk pemuda-pemuda di Sangatta. Daripada mereka kongkow-kongkow gak jelas dan padahal.mereka punya sepeda motor maka Kak Eko berpikir kurir adalah peluang pekerjaan yang cocok buat mereka. Sungguh ide yang keren.
Ketika itu memang belum ada ojek online seperti saat ini, aplikasi ojek online juga belum masuk ke Sangatta. Jadi keberadaan Jakuza ini sungguhlah bermanfaat bagi warga Sangatta dan sekitarnya. Awalnya banyak yang meragukan keberadaan Jasa kurir ini, apalagi memang Sangatta bukan termasuk daerah yang luas, tentulah tidak akan begitu dibutuhkan. Orang-orang bisa pergi sendiri memenuhi kebutuhan mereka tanpa perlu kurir.
Ternyata kenyataan di lapangan berbeda apalagi Kak Eko menyasar para pedagang online yang membutuhkan jasa pengantaran. Para pegiat UMKM yang sedang merintis usahanya sangatlah terbantu dengan adanya pasukan kurir ini. Kalau mereka mengirim pakai jasa ekspedisi bisa dibayangkan betapa mahal ongkirnya. Dengan menggunakan kurir ini sekali ambil bisa langsung sepuluh alamat dijangkau, tentu hemat sekali bukan?
Kak Eko merasa apa yang beliau perjuangkan tidak sia-sia, sedikit demi sedikit JAKUZA semakin dikenal oleh masyarakat Sangatta. Yang awalnya para kurir hanya mengantarkan barang bagi para UMKM, lambat lain semakin banyak masyarakat yang memanfaatkan jasa ini. Apalagi ketika pandemi menyerang, ketika semua dibatasi dan kita hanya boleh di rumah saja, maka para kurir inilah yang sungguh berjasa. Roda perekonomian tetap bisa bergerak, kebutuhan masyarakat tetap bisa terpenuhi atas bantuan para kurir.
Dan Kak Eko pantaslah disebut sebagai pahlawan para Kurir ini, karena berkat ide beliau untuk memberdayakan para pemuda menjadi kurir, perekonomian Sangatta bisa tetap bertumbuh dan bisa bangkit pasca pandemi.
Apalagi ketika pada perayaan Anniversary Jakuza yang ke-7 kemarin, kak Eko mendirikan AKSI yaitu Asosiasi Kurir Sangatta, yang membawahi seluruh kutir-kurir yang ada di Sangatta. Apapun nama kurirnya, AKSI adalah porosnya.
Tahun ini JAKUZA telah memasuki usia ke-8 dan sudah mempunyai 60 pegawai yang tersebar di seluruh Sangatta dan sekitarnya, bahkan sudah merambah ke Ibukota Kalimantan Timur, Samarinda.
Itulah mengapa kak Eko Sulistianto dengan Jakuzanya pantas mendapatkan hadiah dari Astra karena beberapa hal sebagai berikut:
1. Memberikan lapangan pekerjaan bagi para pemuda Sangatta
2. Membantu para UMKM dalam mengirimkan barangnya
3. Memajukan perekonomian daerah
4. Memasyarakatkan pekerjaan kurir sebagai mata pencaharian yang pantas diperhitungkan
5. Membantu pertumbuhan ekonomi masyarakat sekitar
Semoga Jakuza semakin luas jangkauannya, banyak pelanggannya dan semakin banyak yang terbantukan dengan adanya jasa kurir ini. Terima kasih kak Eko yang telah memberdayakan para kurir dan membantu mengembangkan perekonomian di Sangatta. Terima kasih kak Eko, pahlawan para Kurir di Sangatta.
Thank you for the good writeup. It in fact was a amusement
account it. Look advanced to more added agreeable from you!
By the way, how could we communicate?
Yo can send me an email kawanmamak59@gmail.com
Thank you